Perpusda Babar Berikan Pelatihan dan Lomba Pembuatan Resensi Buku Berbasis Koleksi Perpustakaan




MENTOK, DPK BABAR – Aneka kegiatan kini terus digulirkan oleh Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (DPK) Kabupaten Bangka Barat (Babar), melalui Perpustakaan Daerah (Perpusda) Babar.

Satu di antara kegiatan tersebut berupa Pembekalan dan Lomba Pembuatan Resensi Buku Berbasis Koleksi Perpustakaan yang diselenggarakan di Gedung Perpusda Babar, Kamis (14/08/2025). Pesertanya adalah Pelajar SMP dan SMA se-Bangka Barat dengan total 50 orang.

Kepala DPK Bangka Barat, Farouk Yohansyah diwakili Kepala Bidang Pembinaan Perpustakaan DPK Bangka Barat,  Eka Octawianto menjelaskan, kegiatan ini dilaksanakan upaya pihaknya untuk meningkatkan literasi kritis masyarakat dan mengoptimalkan pemanfaatan koleksi perpustakaan.


“Kegiatan ini merupakan implementasi nyata dari komitmen kami membangun budaya baca yang berkualitas di Kabupaten Bangka Barat,” ungkap Kabid Eka.

Kegiatan ini, kata dia, didanai secara khusus melalui Dana Alokasi Khusus (DAK) Non Fisik Bidang Perpustakaan Tahun Anggaran 2025 dari Perpustakaan Nasional Republik Indonesia.

Dukungan pendanaan ini sangat strategis dalam mendorong terciptanya ekosistem literasi yang dinamis, di mana masyarakat tidak hanya menjadi pembaca pasif, tetapi juga mampu menganalisis, mengevaluasi, dan berbagi pemikiran tentang konten buku secara mendalam.

Eka menegaskan, program ini dirancang dengan dua tujuan utama, Pertama melalui sesi pembekalan, pihaknya akan melatih peserta dari berbagai kalangan pelajar SMP dan SMA di Bangka Barat untuk memiliki keterampilan meresensi buku yang baik dan kritis.

Kedua, lomba resensi menjadi wadah praktik sekaligus ajang apresiasi bagi para penulis resensi terbaik. Yang terpenting, seluruh resensi harus bersumber pada koleksi fisik atau digital yang dimiliki perpustakaan-perpustakaan di Kabupaten Bangka Barat, sehingga sekaligus mempromosikan kekayaan koleksi yang dimiliki.

Ia menambahkan, Ini adalah investasi untuk membangun generasi pembelajar yang analitis dan komunikatif. “Kami ingin transformasi dari sekadar membaca, menjadi memahami dan menanggapi isi bacaan terjadi secara masif di Bangka Barat. Kami sangat berterima kasih kepada Perpustakaan Nasional atas kepercayaan dan dukungan dana DAK Non Fisik ini, yang memungkinkan ide besar ini terwujud,” ujarnya.

Kegiatan pembekalan dan lomba resensi buku berbasis koleksi perpustakaan ini, diharapkan menjadi katalisator transformasi literasi di Bangka Barat. Pertama, kegiatan ini akan melahirkan pembaca yang tak sekadar menelan informasi, tapi mampu mencerna, mengkritisi, dan menuangkan gagasan secara sistematis melalui resensi.

Peserta yang terlatih akan menjadi agen perubahan yang menyebarkan virus literasi kritis di sekolah, masyarakat, dan komunitas lainnya. 

Kedua, lanjutnya, program ini secara strategis akan menghidupkan kembali koleksi perpustakaan yang selama ini mungkin terabaikan. Ketika buku-buku lokal seperti sejarah Bangka Barat, sastra Melayu pesisir, atau kearifan tradisional diangkat dalam resensi, khazanah ini tak hanya ditemukan kembali, tapi juga jadi bahan diskusi publik. “Dan dampaknya kita harapkan akan adanya peningkatan kunjungan perpustakaan,” ucapnya.

Ketiga, kegiatan ini dirancang untuk menciptakan ekosistem literasi berkelanjutan. Resensi terbaik bukan hanya berakhir sebagai pemenang lomba, tapi akan dipublikasikan sebagai rekomendasi bacaan, memandu masyarakat memilih buku berkualitas.

Lebih dari itu, diharapkan tumbuh komunitas resensitor yang secara mandiri terus mengulas koleksi baru, menjadikan perpustakaan sebagai “ruang hidup”  tempat ide-ide bertemu dan pengetahuan berkembang. 

“Tak kalah penting, program ini menjadi bukti nyata akuntabilitas pengelolaan dana nasional yang tidak  hanya terserap, tapi berubah menjadi investasi SDM, sehingga melahirkan generasi yang melek analisis, percaya diri berpendapat, dan bangga akan literasi local,” jelasnya.

Ke depan, dampak jangka panjangnya, menurut dia, jelas pergseran dari budaya baca pasif menuju masyarakat yang aktif menalar, berdebat, dan menulis dengan perpustakaan sebagai jantungnya. 

“Kami membayangkan suatu hari nanti, ketika masyarakat masuk perpustakaan tak hanya untuk meminjam buku, tapi juga mencari resensi buku apa yang baru ditulis warga Bangka Barat hari ini. Inilah dampak sejati yang ingin kami raih,” tandasnya.

Disesi terakhir pertemuan, masing-masing  peserta diberi waktu mengerjakan tugas membuat resensi buku dari koleksi perpustakaan.

 

Penulis               : ZL

Fotografer          : ZL

Editor                 : Ahmad