Kepala DPK Farouk: Hendaknya Peserta Bimtek jadi Pelopor Literasi Informasi bagi Masyarakat
MENTOK, DPK BABAR – Dinas Perpustakaan
dan Kearsipan (DPK) Kabupaten Bangka Barat, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung,
menyelenggarakan Bimbingan Teknis (Bimtek) Literasi Informasi. Kegiatan pada Selasa (12/8/2025) itu berlangsung di
Gedung Perpustakaan Bangka Barat.
Kepala DPK Bangka Barat, Farouk Yohansyah melalui sambutannya mengatakan,
kegiatan yang dilaksanakan ini adalah kegiatan yang bersumber dari dana DAK non
fisik Perpustakaan Nasional tahun 2025, dengan peserta terdiri dari pustakawan,
guru dan pegiat literasi sebanyak 50 orang.
Alhamdulillah, kata Farouk, walaupun ada efisiensi anggaran oleh
pemerintah, patut bersyukur masih diberi
kepercayaan untuk melaksanakan kegiatan yang bersumber dari dana DAK tersebut,
yaitu kegiatan Bimtek Literasi Informasi
yang saat ini kita laksanakan.
“Saya mengharapkan para peserta dapat memanfaatkan kesempatan yang berharga
ini dengan sebaik-baiknya untuk
meningkatkan pengetahuan tentang literasi informasi,” ujarnya.
Tujuan Bimtek literasi Informasi ini, dijelaskannya, untuk memberikan
bimbingan kepada pustakawan, guru dan pegiat literasi tentang literasi
informasi kemampuan mengenali kebutuhan, penelusuran, evaluasi dan pemanfaatan
sumber informasi yang relevan.
Lebih lanjut Farouk menjelaskan, literasi
informasi adalah kemampuan untuk menemukan, mengevaluasi, menggunakan, dan
mengkomunikasikan informasi secara efektif sesuai dengan kode etik . Literasi
informasi sangat penting di era digital ini, karena membantu individu untuk
berpartisipasi aktif dalam masyarakat dan menghindari penyebaran informasi
palsu atau hoaks.
“Saya
mengharapkan kegiatan ini membawa imfact
bukan hanya untuk diri sendiri, tetapi juga bermanfaat bagi semua lapisan
masyarakat. Hendaknya peserta yang hadir saat ini menjadi pelopor (pioneer) untuk peningkatkan pentingnya literasi informasi bagi warga
masyarakat di lingkungan masing-masing,” harap doa.
Di
era dunia teknologi yang serba digital sekarang, dikatakannya, saking cepatnya
informasi yang beredar sampai-sampai susah untuk memilah, memilih dan membedakan
mana informasi yang benar-benar valid atau hoaks.
Oleh
sebab itu, katanya lagi, diperlukan kemampuan yang mumpuni untuk memahami, mengevaluasi,
menggunakan informasi yang tepat agar tidak salah menyampaikan informasi
tersebut.
“Yang
tak kalah penting yaitu bagaimana setelah kita mendapatkan informasi tersebut perlu
di cek kembali kevalidan sumber informasi yang kita terima. Contoh sederhana
berita tentang makanan kesehatan yang beredar di tiktok yang durasinya hanya
beberpa detik itu, kadang-kadang
banyak informasinya yang tidak
benar,” ungkapnya.
Disamping
itu, ada juga misalnya informasi tentang penerimaan PNS, ini juga beritanya
banyak yang tidak akurat. “Nah, saran saya jangan percaya tiktok, apalagi yang beritanya
sepotong-sepotong yang sumbernya tidak jelas. Carilah informasi itu dari sumber
primernya, kalau penerimaan PNS tadi cari lah sumbernya dari kementerian yang
mempunyai otoritas kewenangan untuk itu,” saran dia.
Bimtek
Literasi Informasi dari Perpusnas ini, hendaknya dapat didesiminasikan kepada
semua lapisan masyarakat tidak hanya habis disini saja.
“Dalam
menyampaikan informasi, kita perlu memperhatikan kepatutan etika yang baik dan
benar. Saya mengharapkan semua peserta yang mengikuti kegiatan ini dapat
menjadi agen perubahan literasi informasi di masa mendatang, sehingga dengan
adanya agen perubahan literasi ini dapat meningkatkan kualitas literasi
informasi di Bangka Barat,” harapnya lagi.
Mewakili
peserta Bambang Sumantri, berpandangan, dengan adanya kegiatan Bimbingan Teknis
Literasi Informasi pihaknya mendapatkan pembelajaran dan pengalaman dalam
memahami literasi informasi sehingga tidak menyesatkan bagi penerima informasi,
semoga kegiatan seperti ini selalu di laksanakan dengan sasaran lebih luas
lagi.
Penulis :
ZL
Fotografer : ZL
Editor :
Ahmad