Bimtek Kepenulisan Berbasis Konten Budaya Lokal DPK Bangka Barat Resmi Ditutup




MENTOK, DPK BABAR – Bimbingan teknis (Bimtek) Kepenulisan Berbasis Konten Budaya Lokal yang diselenggarakan Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (DPK) Kabupaten Bangka Barat, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung melalui Bidang Pembinaan Perpustakaan, di Gedung Perpustakaan Daerah Bangka Barat, resmi ditutup pada Rabu (23/7/2025).

Kabid Pembinaan Perpustakaan Eka Octawianto yang mewakili Kepala DPK Bangka Barat, Farouk Yohansyah menyampaikan, kegiatan yang ini adalah serangkaian kegiatan yang telah dilakukan dari bulan April  2025 lalu.  Sekarang ini adalah kegiatan yang ke tiga,  dan terakhir dari kegiatan bimtek tersebut.

“DPK menyelenggarakan Bimbingan Teknis Penulisan Konten Budaya Lokal ini, sebagai wujud komitmen kami dalam melestarikan kekayaan budaya daerah melalui penguatan literasi local,” kata Eka.

Kegiatan ini tidak hanya bertujuan mengasah kemampuan menulis para peserta, tetapi juga mendorong lahirnya karya-karya yang merekam sejarah, tradisi, nilai, dan kearifan lokal masyarakat Bangka Barat.

“Kami meyakini bahwa perpustakaan memiliki peran penting dalam menjaga identitas budaya daerah. Melalui bimtek ini, kami ingin mendorong para pegiat literasi, pustakawan, dan masyarakat umum mampu menjadi penulis sekaligus pelestari budaya lokal, yang karyanya dapat memperkaya koleksi pustaka daerah dan menjadi sumber pembelajaran lintas generasi,” ungkapnya.

Semoga, diharapkannya, kegiatan ini menjadi langkah awal yang berkelanjutan dalam membumikan budaya lokal melalui tulisan, serta menjadikan perpustakaan sebagai pusat dokumentasi dan transformasi pengetahuan budaya daerah.

“Harapan ke depannya, kegiatan Bimbingan Teknis Penulisan Konten Budaya Lokal ini tidak berhenti pada tataran pelatihan semata, tetapi mampu menumbuhkan ekosistem literasi yang aktif dan produktif di tengah masyarakat. Kami ingin melihat lahirnya penulis-penulis lokal yang konsisten mendokumentasikan sejarah lisan, adat istiadat, cerita rakyat, kuliner tradisional, hingga potensi budaya lainnya dalam bentuk tulisan yang menarik dan berkualitas,” tambahnya.

Disamping itu, pihaknya juga berharap hasil karya dari bimtek ini dapat terpublikasi dan menjadi bagian dari koleksi digital dan cetak perpustakaan daerah, yang bisa diakses oleh generasi sekarang maupun yang akan datang.

Dengan demikian, perpustakaan akan semakin berperan sebagai pusat pelestarian budaya dan sumber inspirasi literasi berbasis kearifan lokal.

Ke depan, lanjut dia, DPK Bangka Barat akan terus mendorong kolaborasi dengan berbagai pihak, akademisi, komunitas literasi, tokoh adat, hingga generasi muda untuk menjaga dan mengembangkan kekayaan budaya daerah melalui kegiatan literasi yang inklusif dan berkelanjutan.

Pegiat Literasi, Marhaen Wijayanto mengatakan, beberapa manfaat yang bisa didapatkan mengikuti bimtek kearifan lokal yaitu : Menumbuhkan rasa cinta tanah air, kearifan lokal mencerminkan nilai-nilai budaya daerah yang menjadi identitas bangsa.

“Dengan mempelajarinya, kita bisa lebih menghargai budaya sendiri, menjadi sumber inspirasi dan solusi. Banyak kearifan lokal mengandung solusi cerdas untuk masalah lingkungan, pertanian, pendidikan, dan lainnya, seperti sistem menanam, Padi  Behume,” jelasnya.

Selanjut, urai dia, memperkuat karakter dan nilai moral. “Kearifan lokal sering memuat nilai seperti gotong royong, toleransi, dan kesederhanaan yang baik diteladani, mempererat hubungan sosial. Nilai dalam kearifan lokal memperkuat kebersamaan antaranggota masyarakat, menunjang pembangunan berkelanjutan, karena kearifan lokal biasanya selaras dengan alam dan kehidupan, ia bisa menjadi dasar pembangunan yang ramah lingkungan,” ujar dia.

 

Perwakilan Pelajar, Bintang Izra Abdiella menuturkan, Bimtek ini merupakan langkah yang sangat positif dan relevan dengan kebutuhan pendidikan saat ini. Kegiatan pelatihan seperti ini,  benar-benar memberikan dampak yang konkret. Materi yang disampaikan sangat aplikatif dan membuka wawasan baru, khususnya dalam menghadapi tantangan pembelajaran di era Kurikulum Merdeka.

 

Bimtek ini, mendorong peserta untuk tidak lagi terpaku pada metode konvensional, melainkan mulai berani mengeksplorasi pendekatan yang lebih kreatif dan efektif.

 

“Kegiatan ini  mendorong saya lebih termotivasi untuk melakukan perubahan kecil, namun konsisten di lingkungan saya sendiri. Saya percaya bahwa peningkatan kompetensi tidak harus besar dan langsung terlihat hasilnya, tetapi dimulai dari kemauan untuk mencoba dan berkembang setiap hari,” paparnya.

 

Adapun manfaat  yang Ia rasakan dari mengikuti Bimtek kali ini,  antara lain:

-     1. Mendapatkan banyak ide tentang bagaimana menciptakan suasana belajar yang aktif, kolaboratif, dan menyenangkan.

2. Mengetahui berbagai tools digital yang bisa digunakan untuk membuat pembelajaran lebih menarik dan interaktif.

 3. Merasa lebih semangat dan percaya diri untuk mencoba hal-hal baru di kelas.

 

“Ke depannya, saya berharap kegiatan seperti ini terus dilaksanakan secara berkelanjutan dengan variasi materi yang lebih mendalam. Tidak hanya berhenti pada teori, namun juga diberikan ruang praktik dan pendampingan dalam implementasinya,” sambungnya.

 

Tak lupa Ia mengapresiasi penyelenggaraan Bimtek ini. “Semoga kegiatan ini dapat menjadi awal dari perubahan positif yang lebih besar dalam dunia pendidikan. Dengan semangat belajar sepanjang hayat, saya yakin kita semua bisa menjadi agen perubahan yang berdampak nyata,” imbuhnya.

 

Penulis      : ZL

Fotografer: ZL

Editor        : Ahmad